Dan pohon kemuning akan segera kutanam
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu
Satu saat kelak dapat jadi peneduh
Meskipun hanya jasad bersemayam di sini
Biarkan aku tafakkur bila rindu kepadamu
Walau tak terucap aku sangat kehilangan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petua sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Sebahagian semangatku ada dalam doamu
Warisan yang kau tinggal petua sederhana
Aku catat dalam jiwa dan coba kujalankan
Meskipun aku tak dapat menungguimu saat terakhir
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Namun aku tak kecewa mendengar engkau berangkat
Dengan senyum dan ikhlas aku yakin kau cukup bawa bekal
Dan aku bangga jadi anakmu
Emak aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku
Setiap sujud sembahyang engkau hadir terbayang
Tolong bimbinglah aku meskipun kau dari sana
Sesungguhnya aku menangis sangat lama
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Namun aku pendam agar engkau berangkat dengan tenang
Sesungguhnyalah aku merasa belum cukup berbakti
Namun aku yakin engkau telah memaafkanku
Air hujan mengguyur sekujur ke bumi
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Kami yang ditinggalkan tabah dan tawakkal
Emak aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu emak tercinta
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Tolong padangi kami dengan sinarnya sorga
Teriring doa selamat jalan buatmu emak tercinta
Di atas adalah lirik dari lagu yang saya minati lama dahulu. Ciptaan dan nyanyian seniman tanah seberang, yang nama diKTPnya, Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far. Yang saya ubah hanya satu kalimat pada bait keempat dan bait akhir. Ayah saya tukarkan kepada Emak. Tajuk aslinya Ayah Aku Mohon Maaf.
Lirik itulah yang terlintas pada malam setelah emak berangkat, tiga tahun lalu. Tiga perempat isinya menepati apa yang saya lihat dan rasa saat kepergian emak.
Hujan lebat. Menangisi kehilangan. Selamanya berasa tidak cukup berbakti. Yakin dengan bekalan yang emak bawa. Doa-doa yang emak ajarkan. Memohon maaf.
Lirik itulah yang saya ulang hayati, setiap terkenang hari akhir emak di sisi kami...
Paling melekat adalah satu doa yang emak tulis cantik meski hanya pada kertas buku nota dengan menggunakan pensil tumpul...
Ayat yang emak berikan itu adalah dari surah Al Ahqaaf, ayat kelima belas:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik kepada kedua ibu bapanya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung susah payah dan telah melahirkannya dengan menanggung susah payah. Sedang tempoh mengandungnya beserta dengan tempoh menceraikan susunya ialah dalam masa tiga puluh bulan. Setelah ia besar sampai ke peringkat dewasa yang sempurna kekuatannya dan sampai ke peringkat umur empat puluh tahun, berdoalah ia dengan berkata: "Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku, dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redai; dan jadikanlah sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadamu)".
Bagaimana tidak melekat kalau sering terimbau detik ini:
2002. Satu hari, emak yang meniarap, membaca kitabnya seperti selalu, menggamit saya yang kebetulan melintas di depannya. "Hang 'dah 40. Tua 'dah. Macam mana hang rasa?"
Saya terpempan. Menjadi tua? Saya tidak merasa apa-apa sebenarnya. Semua kegiatan yang dilakukan sepuluh tahun lalu masih saya teruskan. Saya tidak merasa lelah atau apa-apa.
Emak tidak pun menunggu saya menjawab. Dikeluarkannya satu helaian kertas buku tulis. Ditulisnya sesuatu dalam masa tiga empat minit. Dilipat elok kertas itu dan menyerahkannya kepada saya. "Hang hafal elok-elok. Esok lusa mak 'nak dengar!" katanya.
Saya hanya membuka kertas itu ketika pulang ke rumah.
Emak!
Di dalamnya tertulis cantik sepotong ayat al quran, lengkap dengan baris diikuti maknanya. Tidaklah panjang maka tidaklah mengambil masa yang lama untuk melekatkannya dalam memori. Ketika yakin betul betul melekat, barulah saya menghayati maknanya. Dua tiga kali membaca, mata saya bergenang.
Selain maknanya, saya sebak mengingatkan emak. Benar kata emak dulu: tua itu akan dirasa tiba-tiba. Kalau saya sudah tua, maka emak tentulah lebih tua. Tua akan berakhir dengan......... Emak!
Pagi itu saya ke rumah emak. Dua tiga kali melintas di depannya dan berbual tentang hal lain. Kemudian dia menggamit saya agar mendekat. "Cuba hang sebut tengok..."
Duduk di depannya, dengan sekali nafas serta dengan yakin pula saya membacakan ayat yang diberi. "Makna dia?" Saya sebut makna ayat itu tetapi tersangkut-sangkut. Emak membetulkan. Emak memegang tangan saya. "Ingat na. Amal selalu lepas sembahyang, sampai mati! Perturun kat anak-anak!" Saya tak tipu, saya terus menangis. Saya cium tangan emak. Dia cium ubun-ubun saya. Sesuatu yang asing kerana saya biasanya akan bersalam dan mohon ampun pada pagi raya sahaja.
"Kat depa?" tanya saya dalam esak kepada emak. Depa maksudnya adik-adik saya.
"Depa tak tua lagi..." balas emak. Saya betul-betul menangis. "Hang tua 'dah...." [lihat entri Menjadi Tua]
Emak!
Kini, enam anak emak telah melepasi usia empat puluh tahun. Mereka mungkin tidak memasuki usia itu dengan pesanan lisan dan tulisan seperti yang saya peroleh. Semoga catatan ini dianggap pesanan emak dalam bentuk tulisan buat mereka serta semua pembaca...
Hari ini, genap tiga tahun emak pergi...
Saya masih belum mengantuk.
Emak datang dalam kilatan kenangan yang pelbagai - dalam setengah abad kesempatan bersamanya...
Salam kasih dan AlFatihah untuk emak dan ayah serta isteri juga seluruh keluarga yang telah pergi.
Saya juga semakin tua, emak....
Emak, aku mohon maaf atas keluputanku
Yang aku sengaja maupun tak kusengaja
Emak, aku berjanji akan aku kirimkan
Doa yang pernah engkau ajarkan kepadaku